Amalan Sunnah dan Anjuran di Bulan Ramadhan

Oleh: Ust. Ibnu Rahman Al-Bughury

Diantara bentuk ibadah atau pekerjaan yang disunnahkan dalam berpuasa sebagaimana petunjuk dari Rasulullah SAW yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Makan Sahur Dengan Mengakhirkannya
Para ulama telah sepakat tentang sunnahnya sahur untuk puasa. Meski demikian, tanpa sahur pun puasa tetap boleh.
Dari Anas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Makan sahurlah, karena pada sahur itu ada barakah”. (HR Bukhari 1923 dan Muslim 1095)
Dasar lainnya adalah hadits berikut ini dengan sanad jayyid.
Dari al-Miqdam bin Ma'dkarb dari Nabi SAW bersabda, “Hendaklah kamu makan sahur karena sahur itu makanan yang diberkati. (HR An-Nasai: 4/146)
Makan sahur itu menjadi barakah karena salah satunya berfungsi untuk mempersiapkan tubuh yang tidak akan menerima makan dan minum sehari penuh. Selain itu, meski secara langsung tidak berkaitan dengan penguatan tubuh, tetapi sahur itu tetap sunnah dan mengandung keberkahan. Misalnya buat mereka yang terlambat bangun hingga mendekati waktu subuh. Tidak tersisa waktu kecuali beberapa menit saja maka tetap disunnahkan sahur meski hanya dengan segelas air putih saja. Karena dalam sahur itu ada barakah.
Dari Abi Said al-Khudri RA, “Sahur itu barakah maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur. (HR Ahmad. 3:12)
Disunnahkan makan sahur hingga mendekati waktu shubuh.
Dari Abu Zar Al-Ghifari RA dengan riwayat marfu', “Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan buka puasa dan mengakhirkan sahur.” (HR Ahmad: 1/547)

2. Berbuka Dengan Menyegerakannya.
Disunnahkan dalam berbuka puasa untuk men-ta'jil atau menyegerakan berbuka sebelum shalat Maghrib. Meski hanya dengan seteguk air atau sebutir kurma.
Dari Sahl bin Saad bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan berbuka.” (HR Bukhari 1957 dan Muslim 1058)
Dari Anas RA berkata bahwa Rasulullah SAW berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat. Bila tidak ada maka dengan kurma. Bila tidak ada maka dengan minum air (HR Abu Daud, Hakim dan Tirmidzy)

3. Berdoa Ketika Berbuka
Disunnahkan membaca do'a yang ma'tsur dari Rasulullah SAW bersabda, “Bagi orang yang berpuasa ketika sedang berbuka ada do'a yang tak akan ditolak. (HR Tirmidzy)

4. Memberi Makan Orang Berbuka.
Memberi makan saat berbuka bagi orang yang berpuasa sangat dianjurkan karena balasannya sangat besar sebesar pahala orang yang diberi makan itu tanpa dikurangi. Bahkan meski hanya mampu memberi sebutir kurma atau seteguk air putih saja. Tapi lebih utama bila dapat memberi makanan yang cukup dan bisa mengenyangkan perutnya. Sabda Rasulullah SAW, “Siapa yang memberi makan (saat berbuka) untuk orang yang puasa, maka dia mendapat pahala seperti pahala orang yang diberi makan nya itu tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya. (HR At Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaemah)

5. Mandi.
Disunnahkan untuk mandi baik dari janabah, haidh atau nifas sebelum masuk waktu fajar. Agar berada dalam kondisi suci saat melakukan ibadah puasa dan terlepas dari khilaf Abu Hurairah yang mengatakan bahwa orang yang berhadats besar tidak sah puasanya.
Orang yang masuk waktu shubuh dalam keadaan junub, maka puasanya tidak sah (HR Bukhari).
Meski demikian, menurut jumhur ulama apabila seseorang sedang mengalami junub dan belum sempat mandi, padahal waktu shubuh sudah masuk, maka puasanya sah. Namun hadits ini ditafsirkan bahwa yang dimaksud dengan junub adalah seseorang meneruskan jima' setelah masuk waktu shubuh.
Adalah Rasulullah SAW pernah masuk waktu shubuh dalam keadaan junub karena jima' bukan karena mimpi, kemudian beliau mandi dan berpuasa. (HR Muttafaq Alaihi)

6. Menjaga Lidah dan Anggota Tubuh
Disunnahkan untk meninggalkan semua perkataan kotor dan keji serta perkataan yang membawa kepada kefasikan dan kejahatan. Termasuk didalamnya adalah ghibah (bergunjing), namimah (mengadu domba), dusta dan kebohongan. Meski tidak sampai membatalkan puasanya, namun pahalanya hilang disisi Allah SWT. Sedangkan perbuatan itu sendiri hukumnya haram dalam bulan Ramadhan atau diluar Ramadhan.
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang tidak meninggalkan perkataan kotor dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh dia untuk meninggalkan makan minumnya (puasanya). (HR Bukhari, Abu Daud, At-Tirmidzy, An-Nasai, Ibnu Majah)
Apabila kamu berpuasa, maka jangan berkata keji dan kotor. Bila ada orang mencacinya atau memeranginya, maka hendaklah dia berkata, “Sungguh aku sedang berpuasa.”
Dari Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu melakukan rafats dan kahshb pada saat berpuasa. Bila orang mencacinya atau memeranginya, maka hendaklah dia berkata , “Aku sedang puasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun menurut para ulama, mengatakan aku sedang puasa lebih tepat bila dilakukan bila saat itu sedang puasa Ramadhan yang hukumnya wajib. Tetapi bila saat itu sedang puasa sunnah, maka tidak perlu mengatakan sedang puasa agar tidak menjadi riya'. Karena itu cukup dia menahan diri dan mengatakannya dalam hati.

7. Meninggalkan Nafsu dan Syahwat
Ada nafsu dan syahwat tertentu yang tidak sampai membatalkan puasa, seperti menkmati wewangian, melihat sesuatu yang menyenangkan dan halal, mendengarkan dan meraba. Meski pada dasarnya tidak membatalkan puasa selama dalam koridor syar'i, namun disunnahkan untuk meninggalkannya. Seperti bercumbu antara suami istri selama tidak keluar mani atau tidak melakukan hubungan seksual, sesungguhnya tidak membatalkan puasa. Tetapi sebaiknya hal itu ditinggalkan untuk mendapatkan keutamaan puasa.

8. Memperbanyak Shadaqah
Termasuk diantaranya adalah memberi keluasan belanja pada keluarga, berbuat ihsan kepada famili dan kerabat serta memperbanyak shadaqah. Adalah Rasulullah SAW orang yang paling bagus dalam kebajikan. Dan menjadi paling baik saat bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril alaihisalam mendatanginya.
Adalah Rasulullah SAW orang yang sangat murah dengan sumbangan. Dan saat beliau paling bermurah adalah di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril (HR Bukhari dan Muslim).
Adapun hikmah yang bisa didapat dari perbuatan ini adalah membesarkan hati kaum muslimin serta memberikan kegembiraan pada mereka sebagi dorongan untuk beribadah kepada Allah SWT.

9. Menyibukkan Diri Dengan Ilmu dan Tilawah

10. Beri'tikaf
disunnahkan untuk beri'tikaf terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadha. Salah satunya untuk mendapatkan pahala lailatul qadar yang menurut Rasulullah SAW ada pada malam-malam 10 terakhir bulan Ramadhan.
Aisyah RA berkata, “Bila telah memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadhan, Nabi SAW menghidupkan malam, membangunkan keluarganya (isterinya) dan meninggalkan isterinya (tidak berhubungan suami isteri). (HR Bukhari dan Muslim).

Semoga memberi manfaat.

Tidak ada komentar:

search box