
Mendengar nama kota ini disebut, anda pasti langsung teringat dengan makanan khasnya, pempek. Sebenarnya gak cuma pempek aja yang menjadi makanan khas kota tertua di Indonesia ini mulai makanan ringan sampai berat bisa kita dapat di kota wisata air ini, sebut saja
Lempuk Durian, Kue Delapan Jam, Tempoyak, Kerupuk Kemplang, Mie Celor, Tekwan, Burgo, Pindang Meranjat, Nasi Minyak, hingga Martabak HAR. Boleh di bilang Palembang adalah surga kuliner di Indonesia. Keburu kenyang kalo kita bahas makanan ya..

Kota Palembang adalah salah satu kota (dahulu daerah tingkat II berstatus kotamadya) sekaligus merupakan ibu kota dari Provinsi Sumatra Selatan. Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatra setelah Medan. Kota ini dahulu merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya sebelum dihancurkan oleh Majapahit. Sampai sekarang bekas area Kerajaan Sriwijaya masih ada di Bukit Siguntang, di Palembang Barat. (
wikipedia)

Untuk objek wisata sendiri, banyak tempat menarik yang bisa kunjungi. Rute wisata kami kali di mulai dengan menyaksikan indahnya
Jembatan Ampera di malam hari karena kebetulan kami tiba malam hari setelah menempuh perjalanan 15 jam dari Jakarta. Jembatan yang merupakan ikon kota Palembang ini di bangun pada tahun 1960 menghubungkan Palembang Hilir dan Palembang Hulu yang dipisahkan oleh
sungai Musi.

Pagi hari berikutnya kami mulai dengan menikmati
Mie Celor 26 Ilir di Jl. K.H. Ahmad Dahlan, karena katanya disini yang paling enak. Penelusuran kami teruskan dengan mengunjungi
Masjid Agung dan diteruskan ke
Gelora Sriwijaya (Jaka Baring) markas Sriwijaya FC dan lanjut ke
Bukit Siguntang. Hari makin sore saat kami melanjutkan perjalanan ke
Benteng Kuto Besak yang berdiri megah menghadap sungai musi yang ramai dengan
rumah apung dan
speed boat atau
ketek yang hilir mudik memecah riak-riak sungai. Malam pun kami habiskan dengan mengunjungi pusat-pusat belanja yang juga banyak terdapat di Palembang.

Pagi kali ini kami jadwalkan untuk mengunjungi pulau
Kemaro dengan menggunakan speed boat dari tepi sungai Musi. Dalam pulau Kemaro sendiri terdapat
Vihara Cina dan
Pagoda yang masih dalam tahap penyelesaian pada saat kami berkunjung. Setelah dari pulau Kemaro saya sempatkan untuk ambil foto
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II yang masih terletak di sekitar tepian sungai Musi meski gak sempat masuk kedalam karena harus segera bergegas ke
Taman Punti Kayu di Jalan Kolonel Barlian.

Cukup menarik karena di tengah sibuknya kota Wongkito ini masih terdapat Taman Wisata Alam, meski kayanya lebih banyak digunakan orang untuk pacaran. Malam kali ini kami habiskan dengan kembali mengunjungi indahnya Jembatan Ampera di malam hari setelah sebelumnya menikmati durian di
pasar Kuto.

Sebenarnya gunung Dempo dan sekitarnya jadi tujuan selanjutnya dari perjalanan ini tapi sayang waktu libur terbatas...
next time mudah-mudahan bisa main lagi ke Palembang.
Belum lengkap rasanya bila tidak membawa oleh-oleh khas Palembang, hingga kami pun hunting makanan di
pasar Cindai. O iya, selain banyaknya makanan khas yang bisa kita jadikan buah tangan, ada juga
songket Palembang dengan motif-motif khas tapi harganya cukup mahal.
Temans punya pengalaman menarik di Palembang?
Share juga ya…



Tidak ada komentar:
Posting Komentar